KARAWANG – Isu merebaknya penyakit Cikungunya di Perumahan Terangsari, Desa Cibalongsari, Kecamatan Klari, Karawang, mengundang perhatian banyak pihak.
Seperti yang dilansir pojoksatu.id, puskesmas Klari bersama jajaran aparatur desa langsung turun tangan menindaklanjuti laporan tersebut dengan menyambangi rumah-rumah warga pada Selasa (13/5/2025) siang.
Namun setelah dilakukan pengecekan menyeluruh, temuan di lapangan tidak sesuai dengan kabar yang sempat viral di media sosial.
Kepala Dusun Terangsari 1 RW 05, Adkha, menegaskan bahwa hanya tiga warga yang mengeluhkan sakit, jauh dari klaim adanya puluhan warga yang terdampak.
“Informasi yang beredar itu tidak benar. Setelah kami cek langsung, hanya tiga orang yang mengalami gejala sakit, bukan puluhan,” ujar Adkha saat dikonfirmasi wartawan.
Menurut Adkha, gejala yang diderita ketiga warga tersebut mengarah pada penyakit tipus, bukan Cikungunya. Meski demikian, pihak Puskesmas telah menyarankan agar ketiganya menjalani tes darah guna memastikan diagnosa secara medis dan menghindari kesimpulan yang keliru.
“Sakitnya lebih mirip tipus. Tapi untuk memastikannya, tetap kami arahkan ke pemeriksaan laboratorium,” jelasnya.
Adkha juga mengimbau masyarakat agar tidak langsung menarik kesimpulan berdasarkan gejala semata atau informasi dari internet.
Ia menekankan pentingnya pemeriksaan medis oleh tenaga kesehatan profesional untuk menentukan jenis penyakit yang sebenarnya.
“Jangan hanya mengandalkan informasi dari Google. Harus melalui pemeriksaan dokter agar tidak salah persepsi,” tegasnya.
Isu ini mencuat setelah seorang warga bernama Zaki Ar Rifqy mengunggah keluhan melalui akun media sosial @abigailazzamalazka.
Dalam unggahannya, Zaki menyebut bahwa dalam satu minggu terakhir, puluhan warga di lingkungannya mengalami demam, nyeri sendi, dan tubuh lemas — gejala yang ia duga sebagai Cikungunya.
Bahkan, ibu dan neneknya disebut ikut terjangkit hingga kesulitan beraktivitas.
“Setiap bangun tidur mereka sulit bergerak karena nyeri sendi. Sekarang pun masih lemas dan hanya bisa berbaring,” tutur Zaki saat diwawancarai Tim HaloKarawang.
Kabar tersebut sontak memicu kekhawatiran warga sekitar. Menyikapi hal itu, pihak Puskesmas Klari bersama perangkat desa langsung melakukan tindakan pencegahan berupa penyemprotan fogging untuk membasmi nyamuk penyebab penyakit.
Warga pun diimbau untuk meningkatkan kebersihan lingkungan, melakukan 3M (Menguras, Menutup, dan Mengubur), serta segera memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan jika mengalami gejala mencurigakan.
Pencegahan tetap menjadi langkah utama dalam menghadapi potensi penyakit menular seperti Cikungunya atau Demam Berdarah Dengue (DBD). (dvi/rls)